Minggu, 05 Desember 2010

Psychedelic Music

Psychedelic 



      Mencoba untuk menterjemahkan keabstrakan otak. Membentuk sebuah instrospeksi baru yang brutal. Melayang tinggi dalam halusinasi dan menjadikan jiwa kita lepas, membuka diri pada setiap rangsangan bunyi yang menusuk gendang telinga. Psychedelic mengajak kita untuk menangkap sinyal-sinyal kehidupan lain di alam bawah sadar kita. 

The Sixties Era merupakan jaman keemasan bagi psychedelia. Pada masa itu, terjadi perputaran budaya yang sangat signifikan, dimana drugs menjadi satu kesatuan dengan musik. Hal ini merupakan awal kemunculan psychedelic rock. Psychedelic rock adalah jenis musik yang terstimulasi dan mereplikasi alam bawah sadar kita. Dalam upaya menterjemahkan bahasa alam bawah sadar itu, Psychedelia mengkonsumsi drugs sebagai instrumen yang mampu membawa mereka masuk ke dalam alam bawah sadar mereka, 

Musisi pertama yang mengunakan drugs sebagai inspirasi berasal dari scene folk dan jazz, dan penggunaan istilah psychedelic sendiri pertama kali digunakan oleh group acid-folk, The Holy Modal Rounders pada tahun 1964. Sedangkan pada musik rock, istilah ini selalu dikaitkan pada The 13th Floor Elevator, yang mempupulerkan istilah ini dengan album pertama mereka yang berjudul The Psychedelic Sounds of The 13th Floor Elevators. 

Psychedelic rock mulai mencuri perhatian publik di tahun 1967 dan dapat dikenali dengan fitur mereka yang memiliki karakter yang sangat kuat seperti lirik-lirik yang sangat esosentris, mendeskripsikan impian atau halusinasi yang disertai oleh dominasi instrumental solo barbumbu efek-efek elekronik  kental seperti distorsi, delay, waw terangkum padat dalam lagu-lagu panjang yang terkadang berdurasi lebih dari 7 menit.

The Doors dan Jimi Hendrix adalah ikon Psychedelic besar yang paling banyak dikenal oleh masyarakat pada umumnya.  Namun sebenarnya masih banyak musisi-musisi lain yang mengimani musik psychedelic seperti Cream, Jefferson Airplane dan The Byrd. Memang menjadi suatu ledakan trend yang sangat hebat di tahun 1960an, hampir semua orang menggilai musik psychedelic yang nota bene selalu terkait dengan drugs. 

Kemunculan psychedelic tidak bisa dipisahkan dengan merebaknya faham post modernisme yang mempercayai bahwa alam bukan milik satu generasi. Dari sini mereka menentang kemajuan teknologi, konsumenisme, perang dan mendukung animal-right. Para post modernist yang kerap dijuluki hippies ini mendeklarasikan diri mereka sebagai kaum nomadic yang tak makan daging. Drugs menjadi bagian dari keseharian mereka dan psychedelic rock adalah irama detak jantung mereka.

Fashion yang berkembang pada psychedelic era sangat terpengaruh oleh budaya hippies. Hand made cloth penuh warna terang seperti orange, biru langit, magenta, hijau dan kuning menjadi busana yang kerap ditemui. Ikat kepala atau scarf  dipadukan dengan rangkaian bunga bahkan daun pun menjadi asesoris yang populer pada era itu. Rambut bob panjang ala The Beatles atau The Ramones, bahkan rambut afro Jimi Hendrix berpadu dengan jenggot panjang, kesemuanya messy tak beraturan. Kacamata bulat John Lennon atau Grateful Dead juga sering diadaptasi oleh para psychedelia. Kalung manik-manik seperti yang sering dipakai Jim Morison adalah atribut wajib para psychedelia, dimana kalung ini melambangkan gerakan back to nature yang mereka junjung tinggi.

Psychedelic memiliki keberanian untuk mengungkap kejujuran, hasrat, marah, benci dan apa saja yang ada dalam kepala. Dengar saja lirik-lirik Jim Morison. Tidak ada yang dia lakukan adalah untuk kita. dan kesemuanya merupakan ungkapan tentang apa yang dia rasakan, tanpa mengurangi dan menambahi. Sekarang ini semua hal telah diikuti oleh tendensi namun psychedelic menawarkan sebuah kebebasan, sebuah kejujuran yang selama ini mungkin sudah sulit ditemui. 
sumber image:

0 komentar:

Posting Komentar